Categories: Berita

Kepala DP3AP2KB Turun Ke Sekolah Guna Sosialisasi Pencegahan Kekerasan dan Pernikahan Anak

Mataram – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB melaksanakan turun ke sekolah untuk sosialisasi pencegahan kekerasan di satuan pendidikan.

Kali ini, Kepala DP3AP2KB, Dra. Nunung Triningsih,MM mendatangi SMAN 1 Mataram yang sedang melaksanakan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang mana kesempatan tersebut dimanfaatkan untuk memberikan pengetahuan tentang bahaya kekerasan anak.

Pada kegiatan MPLS ini, Ibu Nunung menyampaikan materi tentang kekerasan anak, pernikahan anak dan perundungan atau yang biasa disebut buliying.

Ibu Nunung menyampaikan, kekerasan bukan hanya hanya berdampak pada fisik, malinkan berdampak pada mental anak yang dapat mempengaruhi gairah belajar sehingga menyebabkan anak putus sekolah bahkan lebih parah lagi bisa mendatangkan potensi bunuh diri.

Baca Juga :  Bunda Niken Tekankan Transisi PAUD-SD Harus Menyenangkan

Salah satu bentuk kekerasan adalah buliying yang sering terjadi di satuan pendidikan, mulai dari buliying secara fisik, verbal dan lainnya.

“Ejek-ejekan, manggil nama orang tua ke teman, dan cat calling merupakan. Bentuk buliying. Hal itu bisa dilaporkan dan kena sanksi pidana,” jelasnya.

Sanksi terhadap pelaku buliying itu dapat dipenjara selama 3,5 tahun atau denda sebanyak 75 juta, namun kalau korban buliying meninggal maka sanksi dapat meningkat menjadi 5 tahun penjara dan denda 100 juta rupiah.

“oleh karena itu kita jangan bercanda berlebihan, jangan menyakiti teman, bercanda dengan cara yang sehat, agar tidak dapat sanksi ini,” tegasnya.

Selain kekerasan anak, Ibu Nunung juga mennyampaikan bahayanya melakukan pernikahan pada usia anak baik dari segi kesehatan fisik, sosial hingga perekonomian.

Baca Juga :  Baksos di Desa Sambik Bangkol, Lombok Utara, Pj Ketua TP PKK NTB Ingatkan Cegah Stunting dan Perkawinan Anak

“Pernikahan usia anak bisa mendatangkan penyakit rahim, mental terganggu, juga ketidaksiapan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi,” tuturnya.

Oleh karena itu, Inu Nunung berpesan kepada para siswa-siswi yang melaksanakan MPLS ini untuk fokus belajar, meraih cita-cita demi masa depan yang cerah.

Baca Juga

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mungkin Menarik