Mataram – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB bekerjasama dengan Monash University menggelar Focuss Group Discussion (FGD) tentang Ketahanan Iklim di Lombok Plazza Hotel, Kamis (04/07/2024).
FGB tersebut laksanakan untuk mendorong para kelompok rentan dalam menghadapi perubahan iklim yang terjadi di NTB. FGD ini dihadiri oleh 50 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari perwakilan pemerintah provinsi, kabupaten, desa, perwakilan perempuan, lansia, hingga disabilitas.
Kepala DP3AP2KB, Dra. Nunung Triningsih, MM menyampaikan bahwa FGD ini dihajatkan untuk mencari solusi terbaik, cara menghadapi perubahan iklim di NTB bagi kelompok rentan.
“Kelompok yang paling merasakan dampaknya adalah kelompok disabilitas, perempuan dan lanjut usia dan disabilitas. Kelompok rentan ini harus bekerja lebih keras saat perubahan iklim,” tuturnya.
Selain mengurus rumah tangga, lanjutnya, perempuan dan lansia juga mencari penghasilan untuk membantu keluarga bahkan bisa menjadi tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah.
Dari segi sumber daya energi, Perempuan menjadi penyedia kebutuhan energi utama di NTB, pencari sumber energi alternatif ketika krisis energi, seperti mencari kayu bakar. Namun, sejauh ini perempuan masih dianggap hanya sebagai konsumen.
“Dalam hal energi terbarukan, justru mayoritas perempuan yang berperan seperti pengelolaan sampah menjadi bahan bernilai, namun tetap saja pada tingkat tertentu, perempuan masih terpinggirkan karena budaya patriarkhi yang masih berlaku,” ungkap Ibu Nunung.
Ia berharap, FGD ini menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang bisa ditindaklanjuti kedepannya, baik oleh pemerintah desa, kabupaten/kota, provinsi, maupun pemerintah pusat, tak terkecuali para NGO dan masyarakat luas.
Acara ini diisi oleh dua narasumber yakni Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi NTB, dan Sekretaris Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Provinsi NTB.
Acara juga dirangkai dengan diskusi kelompok yang dipandu oleh tiga fasilitator dari Solidaritas Perempuan dan Gema Alam.